Tuesday, December 30, 2008

teduh dulu. warna merah yang terpancar dari rona matahari kian meneduhkan suasana. elok bistari. warna jingga yang terbias pada gemercik air, melimpah di hamparan danau, bak kristal terbias cahaya. sesungguhnya pukauan yang tidak mungkin terlukis. subhanallah! kurniaanMu indah. tinta selautan, bahkan tujuh lautan terkumpul menjadi satu, tidak mampu untuk melukiskannya. keindahan daripada Yang Maha Sempurna. sesungguhnya, kurnia yang Engkau titiskan pada keindahan, yang menyelubungi jelaga bumi nan permai, membuat hidup bagai ruang-ruang mistik yang tidak mampu di ungkap oleh keterbatasan makhlukMu. Maha Besar engkau dengan segala kekuasaanMu.

Dia hanya mampu menyampaikan kegelisahan dan rindunya kepada bintang, bulan, dedaun, angin yang berhembus, dan juga kepada setiap isyarat alam sebagai luahan jiwa yang dalam, walaupun hanya menyampaikan sebait salam rindu untuk sang kekasih. menyampaikan risalah jiwa kepada hembusan angin dan juga merpati-merpati kesunyian. melukis risalah hati pada malam yang pekat, mencari tautan yang mampu memberikan cercah cahaya dalam jiwanya yang risau.

aku seperti salju yang terkena terik matahari. ada kegetiran hati yang ingin sekali aku luahkan. ada segunung kesedihan yang ingin aku lemparkan jauh-jauh sehingga semua rasa itu mampu menjauhkan diriku daripada kesedihan yang kian dalam. tetapi aku tidak mampu berbuat itu semua.

jiwa

No comments: